Genre Sastra Modern

GENDRE SASTRA MODERN

    LAPORAN BACAAN MINGGU KE LIMA
            GENDRE SASTRA MODERN

Nama           :Nesa Yulia
Nim              :21016159
Mata kuliah : Pengantar Pengkajian Kesusastraan
Dosen pengampu:Dr.Abdurrahman.M.Pd

A.PENDAHULUAN
Sastra merupakan hasil cipta atau karya manusia yang dapat dituangkan
melalui ekspresi yang berupa tulisan yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya.
Selain itu sastra juga merupakan hasil karya seseorang yang diekspresikan melalui tulisan yang indah, sehingga karya yang dinikmati mempunyai nilai estetis dan dapat menarik para pembaca untuk menikmatinya.   

Sastra Modern adalah karya sastra yang dibentuk oleh tidak intrinsik dan menggunakan bahasa atau kata yang dipilih, diksi yang tepat. Memiliki bahasa tutur dan dialog (dalam prosa dan drama) yang Bertujuan untuk dibaca atau didengar orang lain agar mereka mendapat hiburan dan nasihat.

Sastra modern sering juga disebut dengan sastra baru, adalah sastra yang muncul dan berkembang setelah masa sastra lama. Bisa dikatakan bahwa sastra modern dimulai ketika terjadi perubahan-perubahan yang cukup mendasar terhadap sifat dan ciri khas sastra yang digunakan masyarakat. Bisa dikatakan pula bahwa lahirnya sastra modern adalah ketika mulai terjadi perubahan penggunaan media yang digunakan yaitu dari media lisan yang bersifat kuno menjadi menggunakan media tulisan yang lebih modern.

B.PEMBAHASAN
1.Gendre Sastra Modern
Istilah genre berasal dari bahasa bahasa Prancis yang berati ‘jenis’. Jadi, genre sastra berarti jenis karya sastra. Ahli pikir yang pertama meletakkan dasar teori genre adalah Aristoteles dalam tulisannya yang terkenal yaitu Poetica. Teori Aristoteles tentang jenis karya sastra didasarkan pada karya sastra Yunani klasik., tetapi yang menarik dari teori tersebut adalah teori tersebut dapat diterapkan pada karya sastra lain di seluruh dunia.

Karya sastra modern ini memang muncul belum terlalu lama sekitar tahun 2000-an. Namun, sejak kemunculan pertamanya langsung mendapat antusias yang cukup luar biasa dari kalangan novelis. Ini tak lepas dari karakteristiknya yang menawarkan hal baru, unik, dan tentunya berbeda dari karya terdahulu. Dan yang tak kalah menarik sangat modern atau kekinian.

Penelitian tentang genre sastra terus berkembang dari waktu ke waktu, dan seringkali tidak memuaskan karena pengertian-pengertian yang dirumuskan selalu saja bergeser dan mengalami perubahan. Hal itu disebabkan oleh selalu adanya perubahan-perubahan konsep tentang karya sastra.

2.Karakteristik Sastra Modern
Ciri-ciri sastra modern antara lain :
1). Tidak terikat oleh adat istiadat atau lebih fleksibel
2). Berhubungan dengan kondisi sosial masyarakat
3). Mencerminkan kepribadian penerbitnya
4). Mencantumkan nama pengarangnya.
5). Tema ceritanya rasional 
6). Proses perkembangannya dinamis, yaitu melalui media cetak dan audiovisual
7). Tidak terikat dengan kaidah buku dan menggunakan bahasa yang lebih bebas

3.Pembagian Genre Sastra Modern Berdasarkan Berbagai Pendapat Pakar Sastra
.Teeuw (1984: 110-113) juga mencatat pendapat beberapa pakar yang mempermasalahkan dinamika jenis sastra, sebagai berikut :
Menurut Culler, pada asasnya fungsi konvensi jenis sastra ialah mengadakan perjanjian antara penulis dan pembaca, agar terpenuhi harapan tertentu yang relevan, dan dengan demikian dimungkinkan sekaligus penyesuaian dengan dan penyimpangan dari ragam keterpahaman yang
telah diterima.

• Menurut Todorov, batasan jenis sastra oleh karena itu merupakan suatu kian kemari yang terus menerus antara deskripsi fakta-fakta dan abstraksi teori. setiap karya agung, per definisi, menciptakan jenis sastranya sendiri. Setiap karya agung menetapkan terwujudnya dua jenis, kenyataan dan norma, norma jenis yang dilampauinya yang menguasai sastra sebelumnya, dan norma jenis yang diciptakannya.

• Menurut Claudio Guillen, jenis sastra adalah undangan atau tantangan untuk melahirkan wujud. Konsep jenis memandang ke depan dan ke belakang sekaligus. Ke belakang ke karya sastra yang sudah ada dan ke depan ke calon penulis.

• Demikian juga menurut Hans Robert Jausz, bahwa jenis sastra per definisi tidak bisa hidup untuk selamanya, karya agung justru melampaui batas konvensi yang berlaku dan membuka kemungkinan baru untuk perkembangan jenis sastra. Jenis sastra bukanlah sistem yang beku, kaku, tetapi berubah terus, luwes dan lincah. Peneliti sastra harus mengikuti perkembangan itu dalam penelitiannya. Teeuw menambahkan bahwa dalam penelitian sistem jenis sastra, tidak
ada garis pemisah yang jelas antara pendekatan diakronik dan sinkronik: karya sastra selalu berada dalam ketegangan dengan karya-karya yang diciptakan sebelumnya.

2). Asia Padmopuspito (1991: 2) mengutip beberapa definisi genre sastra dari beberapa pakar sastra, antara lain sebagai berikut :
•Menurut Shipley, genre adalah jenis atau kelas yang di dalamnya termasuk karya sastra. Hasry Shaw menyatakan bahwa genre adalah kategori atau kelas usaha seni yang memiliki bentuk, teknik atau isi khusus. Di antara genre dalam sastra termasuk novel, cerita pendek, esai, epik, dsb.

• Menurut Hirsch, cara terbaik untuk mendefinisikan genre ialah dengan melukiskan unsur-unsur di dalam kelompok teks sempit yang mempunyai hubungan sejarah secara langsung.

4.Contoh Teks Sastra Modern
1.Puisi adalah, karya estetis yang bermakna, yang mempunyai arti, bukan hanya sesuatu yang kosong tanpa makna. 

2.Drama adalah, karangan yang menggambarkan kehidupan dan watak manusia dalam bertingkah laku yang dipentaskan dalam beberapa babak. Seni drama sering disebut seni teater. 

3.Cerpen adalah, karangan pendek berbentuk prosa. Dalam cerpen dikisahkan sepenggal kehidupan tokoh, baik yang mengharukan, menyedihkan. menggembirakan, atau berupa pertikaian dan mengandung kesan yang tidak mudah dilupakan.

4.Novel yaitu, bentuk prosa baru ini menceritakan sebuah cerita atau kisah yang panjang. Novel menceritakan sebagian kehidupan seseorang sebagai tokoh utama yang mengandung beberapa konflik. Konfilk-konflik tersebutlah yang merubah kehidupan pelaku utamanya. Contohnya adalah Novel Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Ave Maria, dan lain-lain.

5.Situasi Bahasa Genre Sastra Modern
Situasi Bahasa Genre Sastra Modern bukan tidak ada akibatnya untuk penelitian teori sastra. Para ahli teori barat makin tertarik pada pembaharuan dan penyimpangan. Akibatnya teori harus disesuaikan dengan sistem sastra itu.
Definisi sastra itu sendiri makin banyak didiskusikan dan diperjuangkan, sebab tidak jelasnya batasan antara sastra dan bukan sastra. Mutu keindahan yang di masa lampau kelihatannya sudah cukup tegas sekarang sudah menjadi terlalu subjektif jika ingin dikenakan pada sastra modern.

Apakah puisi ini sajak yang baik? Seandainya terdapat dalam kumpulan sajak terpaksa kita sebagai pembaca bersedia untuk menafsirkannya dan memahaminya sebagai sajak untuk mengetahui ciri kesastraannya. Kebetulan kutipan ini merupakan berita singkat dari Kedaultan Rakyat (26.11.1977), tetapi penulisannya sebagai sajak sudah cukup dalam kebudayaan tulisan kita untuk mendorong si pembaca untuk membacanya sebagai sajak, dengan memakai kemampuan konvensi.
Sikap dan pendekatan ahli sastra yang semacam itu sudah tentu ada baiknya. Situasi itu berarti bahwa ahli sastra tidak perlu lagi bekerja dengan peralatan teori yang ketinggalan zaman, yang hanya cocok untuk sastra masa lampau, yang tidak berharga lagi bagi sastra kontemporer.

Teori perombakan teori lama berdasarkan penelitian sastra sezaman ini juga ada akibatnya yang kurang memuaskan. Pertama-tama kita ingat masalah sastra kontemporer yang tidak bersifat merombak, walaupun soal itu hanya dapat disinggung sepintas lalu.
Dapatkah atau haruskah kita katakan bahwa prosa Umar Kayam atau N.H. Dini tidak bernilai karena tidak merombak sistem sastra konvensional? Kita anggap konsekuensi itu tidak mungkin. Dalam masyarakat yang pluriform rupa-rupanya mungkinlah untuk menciptakan sastra yang pluriform pula, yang nilainya tidak hanya ditentukan oleh perombaknya. Tetapi dalam konteks sastra modern para pembaharu atau para perombaklah yang menarik minat besar dari para ahli teori sastra dan pengeritik sastra yang juga cukup maju orientasinya.

Situasi ini jelas sudah terdapat juga di Indonesia. Tetapi kritik sastra yang diperlukan dalam masyarakat semacam ini juga tidak pluriform, walaupun untuk seorang kritikus individual mungkin sekali sukarlah untuk menilai secara perbandingan antara sajak Sutardji dengan sajak Kuntowijoyo, atau roman Iwan Simatupang dengan roman Wildan Yatim, atau drama Mochtar Lubis dengan drama Ikanegara.

C.PENUTUP
Seperti yang telah di jelaskan di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa Sastra merupakan hasil cipta atau karya manusia yang dapat dituangkan melalui ekspresi yang berupa tulisan yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Sastra modern sering juga disebut dengan sastra baru, adalah sastra yang muncul dan berkembang setelah masa sastra lama.
Ciri-ciri sastra modern antara lain :
1). Tidak terikat oleh adat istiadat atau lebih fleksibel.
2). Berhubungan dengan kondisi sosial masyarakat.
3). Mencerminkan kepribadian penerbitnya.
4). Mencantumkan nama pengarangnya.
5). Tema ceritanya rasional.
6). Proses perkembangannya dinamis, yaitu melalui media cetak dan audiovisual.
7). Tidak terikat dengan kaidah buku dan menggunakan bahasa yang lebih bebas.
Teeuw mencatat beberapa pendapat pakar yang pertama ada Culler, Todorov, Claudio guillen dan Hans Robert Jausz. Asia Padmopuspito (1991: 2) juga mengutip beberapa definisi genre sastra dari beberapa pakar sastra, ada menurut Shipley dan Hirsch. 
Contoh teks sastra modern ada tiga, yaitu 
1. Puisi
2. Drama
3. Cerpen 
4.Novel
Definisi sastra itu sendiri makin banyak didiskusikan dan diperjuangkan, sebab tidak jelasnya batasan antara sastra dan bukan sastra.

D.DAFTAR PUSTAKA
.https://siposter.blogspot.com/2016/10/pengertian-dan-genre-sastra.html?m=1

.Adeiman. 2016. Pengertian dan Genre Sastra.
https://siposter.blogspot.com/2016/10/pengertian-dan-genre-sastra.html?m=1
Setiawan Zhyioza, Rudi. 2015. Sastra Modern. https://karyatulissekolah.blogspot.com/2015/01/sastra-modern.html?m=1
Diakses pada 21 September 2021 pukul 13.32 WIB.



Postingan populer dari blog ini

Aliran Sastra

Interpretasi Sastra

Teori Sastra, Kritik Sastra, Sejarah Sastra